Teman-teman semuanya yang sudah lahir di era 90an, tidak terasa waktu telah berlalu begitu cepat, hampir dua dekade kita telah meninggalkan era 90an. Bila mengingat kembali masa ditahun 90an, dimana lagu-lagu yang sedang hits di era tersebut adalah lagu slow rock. Banyak sekali pada saat itu wanita yang mempunyai suara-suara melengking. kali ini kita akan membahas tentang Lady Rocker Indonesia seperti Nike Ardilla, Poppy, Conny Dio, Nicky Astria maupun Inka Christie.
Menurut teman-teman semuanya yang pernah merasakan era 90an, siapakah yang menjadi Lady Rocker Indonesia favorit teman-teman semuanya? Apakah Conny Dio, Inka Christie, Nicky Astria atau...yang lainnya? Saya juga ampe bingung milihnya, masing-masing memiliki kelebihan masing-masing sehingga sulit menentukan satu yang terbaik. Nicky Astria punya suara yang dahsyat, negrock abiz, Conny Dio apalagi, lebih ganas lagi, apalagi waktu duet ama Wisnu, Nike Ardilla biarpun cuma sebagian aja yang lagunya beraliran slowrock (nike lebih cenderung ke pop), namun suaranya cukup oke juga waktu nyanyiin lagu yang bergenre slowrock seperti "tinggallah ku sendiri". Ok deh, kalo begitu kita bahas aja yuk profilnya para Lady Rocker Indonesia tersebut.
Pasti tahu kan Nike Ardilla..? Itu lho, artis cantik yang meninggal dalam usia yang tergolong masih belia. Di usia yang belum genap 20 tahun ia meninggal karena kecelakaan tragis. (baca juga : Nike Ardilla the most favorite artist diblog ini. Ya Tepatnya Minggu, 19 Maret 1995 ketika berita itu menyentakkan Indonesia pada umumnya. Berita itu begitu mengagetkan hampir seluruh nusantara. Begitu banyak yang kehilangan Nike Ardilla. Begitu banyak yang meratapi kepergiannya yang tragis. Hari Minggu yang kelabu telah menjemputnya kembali ke pangkuanNya. Kerabat, sahabat sesama artis, penggemar turut berbondong-bondong mengantarkan ke KeharibaanNya. Nike Ardilla pergi dengan penuh tanda tanya, pergi meninggalkan segala kenangan yang telah terukir sepanjang hidupnya. Bintang Kehidupan itu telah pergi untuk selama-lamanya dan tak akan pernah kembali.
Sebenarnya ini bukan untuk mengingatkan kembali akan kenangan lama, akan tetapi Nike Ardilla sosok yang satu ini memang menarik untuk dikupas. Era slow rock kini telah berlalu setelah lahirnya grup-grup band di tanah air. Pelan-pelan era slow rock mulai tergantikan dengan eranya grup band yang lebih banyak mengusung musik alternatif. Akan tetapi lagu-lagu Nike Ardilla masih mengisi hati para penggemarnya. Lagu-lagunya telah mengisi hati penggemarnya, ia memiliki tempat tersendiri di hati penggemarnya.
Tidak hanya lagu, tapi segala pernak perniktentang Nike Ardilla sampai saat ini masih beredar diantara para penggemar baik yang tergabung dalam Nike Ardilla Fans Club (NAFC) suatu wadah bagi para penggemar Nike Ardilla, maupun penggemar diluar NAFC. Peredaran tersebut bisa dalam bentuk barter, maupun juga komersil. Komersil dapat pula diartikan menjual barang-barang/pernak pernik Nike Ardilla sampai dengan menjual untuk kepentingan pribadi. Sebenarnya itu sah-sah aja asal jangan sampai memperkaya diri dengan memanfaatkan situasi yang ada.
Dibalik kematian Nike Ardilla ternyata menyisakan banyak sekali kenangan, harapan dan juga keyakinan akan hari depan. Tidak berlebihan apabila penulis mengungkapkan demikian, karena di balik kematiannya yang tragis memang telah menimbulkan suatu fenomena tersendiri. In death she soard………. Ya dalam kematian Nike Ardilla justru makin bersinar. Fansnya juga bertambah banyak. Hal ini tentu memberikan berkah tersendiri baik itu fans tersendiri maupun bagi pihak label yang menaungi Nike Ardilla, karena dengan demikian baik kaset, CD maupun VCD yang dikeluarkan oleh pihak label masih bisa dinikmati dan dibeli minimal oleh para penggemarnya.
Nike Ardilla sosok yang tidak hanya dikenal publik Indonesia, akan tetapi juga di Malaysia. Angka penjualan kasetnya masih tinggi di Malaysia. Manjadi kebanggaan tersendiri, karena tidak banyak artis yang dikenal justru setelah kematiannya. Dan tidak bisa dipungkiri pula bahwa setelah 13 tahun kematiannya, Nike Ardilla masih mengisi hati penggemarnya. Kepergiannya meninggalkan harapan bagi sebagian fansnya yang yang kadang-kadang bertingkah seolah-olah mirip Nike Ardilla, atau bahkan sebagian dari kisah para fans Nike Ardilla yang sempat penulis temui mengatakan bahwa ada yang melihat kemunculannya. Walaupun mungkin itu hanya halusinasi saja, karena yang sudah meninggal tak mungkin kembali.
2. Nicky Astria
Mencari penyanyi rock cewek yang berkelas memang tidak gampang. Itu yang dirasakan Log Zhelebour, produser spesialis rock yang juga bos Logiss Records. Sejak promotor rock ini terjun menggeluti dunia rekaman baru Mel Shandy satu-satunya lady rockers yang bernaung dan sekaligus jadi andalan Logiss Records. Setelah era Mel, Log belum ada lagi lady rockers yang masuk jajaran Logiss Records. Lalu dirangkullah Nicky Astria yang hingga kini tetap bertahan dan masih eksis dengan melahirkan album Kemana? (2003).
Bisa dibilang bahwa penyanyi yang saat ini dimanajeri Log Zhelebour, merupakan satu-satunya lady rockers yang konsisten dan tetap eksis di jalur rock. Di saat banyak penyanyi-penyanyi yang menyandang predikat sebagai lady rockers bergeser ke pop, justru Nicky semakin memperkokoh posisi dan eksistensinya sebagai lady rockers papan atas yang belum tersaingi.
Penyanyi kelahiran Bandung, 18 Oktober 1967, bernama asli Nicky Nastiti Karya Dewi yang kemudian lebih dikenal sebagai Nicky Astria ini ditemukan oleh Jelly Tobing (drummer Superkid) saat tampil di panggung Rally Rock Jakarta - Bandung, di Kartika Candra Theater, yang kemudian mengantar ke dunia rekaman lewat debut album Semua Dari Cinta (1984). Meski dari segi pasar hasilnya kurang memuaskan, tapi setidaknya album ini sudah menjadi tonggak awal perjalanan karir Nicky Astria menuju puncak sukses.
Baru di album berikutnya yaitu Jarum Neraka (1985) yang musiknya digarap Ian Antono (gitaris God Bless) mencetak sukses besar di pasaran, terjual di atas 250 ribu kaset. Bahkan album ini disebut-sebut sebagai album rock Indonesia pertama yang mampu mendobrak angka penjualannya menyaingi pop. Sekaligus menempatkan album ini sebagai album rock terlaris di ajang BASF Awards 1985. Disusul oleh album-album berikutnya seperti Tangan-Tangan Setan (1986) dan Gersang (1987). Lagi-lagi album ini mendapat penghargaan album rock terlaris di BASF Awards, sebuah ajang pemberian penghargaan bagi insan musik Indonesia yang digelar oleh perusahaan pita kaset BASF. Kesuksesan demi kesuksesan yang diraihnya akhirnya mengantarkan dan melambungkan Nicky Astria sebagai lady rockers papan atas.
Hingga kini Nicky Astria sudah merilis tak kurang dari 17 album dan single, seperti Semua Dari Cinta (1984), Jarum Neraka (1985), Cinta di Kota Tua (1985), Tangan-Tangan Setan (1986), Gersang (1987), Panggung Sandiwara (1989), Bias Sinar (1990), Gelombang Kehidupan (1990), Matahari dan Rembulan (1991), Rumah Kaca (1992), Gairah Jiwa (1994), Mengapa (1997), Suka (1998), Jangan Ada Angkara (1999), 1 Jam bersana Nicky Astria (1999), Samar Bayangan (2000) dan Kemana (2003). Serta beberapa single lagu keroyokan, seperti Rock Kamanusiaan (bersama Achmad Albar, Ikang Fawzi, Anggun C Sasmi, Renny Jayoesman, Gito Rollies, Iwan Fals dan Ian Antono), Jangan Beda Kami (bersama Achmad Albar & Ikang), Jangan Ada Luka (duet dengan Achmad Albar).
Apa yang dicapai Nicky Astria memang tidak lepas dari andil besar Ian Antono sebagai arranger-nya. Dari sekian banyak album Nicky sebagian besar musiknya digarap gitaris God Bless ini. Sehingga tak heran bila kemudian warna Nicky Astria begitu melekat dengan musik Ian Antono. Selain Ian, musisi lain yang pernah dipercaya menggarap album Nicky yaitu Youngky Soewarno dan Sawung Jabo. Sementara di album Kemana?, musiknya dikeroyok oleh Joki Soeryoprayogo, Azis MS dan Power Metal.
3. Inka Christie
Rinni Chries Hartono yang lebih dikenal sebagai Inka Christie (lahir di Bali, 20 Januari 1973) adalah penyanyi Indonesia. Putri bungsu dari empat bersaudara dari pasangan S.Suhariono dan Krimiati ini dikenal sebagai lady rocker era 90an. Ia tak hanya dikenal di Indonesia tapi juga di negeri jiran Malaysia. Ia mulai populer di setelah mengeluarkan single Cinta Kita bersama Amy Search di tahun 1991 dan album Gambaran Cinta di tahun 1992. Memiliki karakter suara slow rock yang kuat sangat kentara sekali di lagu-lagunya.
Albumnya yang lain di antaranya NAFAS CINTA (1993), YANG KUNANTI (1995),YANG KEDUA KALI (1996), TIADA CINTA YANG LAIN (1997), NYANYIAN SUARA HATI (1998), TERATAI (1999), PUISI CINTA (2001), SANGGUPKAH (2003) dan JANGAN PISAHKAN (2005).
Putri bungsu dari empat bersaudara pasangan S.Suhariono dan Krimiati ini lewat lagu-lagunya itu juga dikenal luas oleh masyarakat Malaysia. Hingga beberapa kali Inka tampil di negeri jiran tersebut.
Tahun 2007, Inka membentuk grup band beraliran pop. Grup band yang bernama Q-ta ini beranggotakan Inka Christie (vokal), Reza(gitar), Teguh 'Ngguh' (bass), Lala (keyboard), dan Hadi (drum). Album perdana mereka MENCARI CINTA dirilis tahun 2008.
Kesuksesan Nike Ardila menggebrak pasar musik Indonesia diikuti kemunculan beberapa penyanyi wanita dengan corak musik serupa. Deddy Dores menjadi pencipta lagu sukses luar biasa karena beberapa penyanyi (khususnya wanita) yang menyanyikan lagu lagunya sukses di pasaran. Salah satunya adalah Conny Dio yang mempunyai nama asli Conny Tritayuni asal Cimahi Jawa Barat. Album Setitik Air dirilis tahun 1990 saat usia Conny masih 15 tahun. Single andalan tentu saja lagu Setitik Air sesuai judul albumnya.
Dengan karakter vokal yang kuat sebagai seorang lady rocker, membuat Conny Dio layak dinobatkan sebagai salah satu lady rocker Indonesia. Saya masih ingat di awal tahun 1991/1992 ketika saya masih berumur 4 tahun, saya sering mendengarkan musik-musik top chart waktu itu di radio. Saya masih terngiang dengan lagu dari Conny Dio berduet dengan Wisnu diantaranya "Doa Seorang Kekasih" dan "Di Batas Kota Ini".
Mengawali karir sebagai penyanyi rock sejak usia belasan tahun ini memang kerap mengikuti ajang festival. Diantaranya pernah menggondol juara Lady Rockers se-Jabar (1986). Bersama grup Rons Adam, Mel duet dengan Lady Avisha sempat mengikuti Festival Rock se-Indonesia IV (1987), tapi kandas di semi final. Tapi sosok penyanyi bertubuh mungil ini menarik perhatian Log Zhelebour, yang kemudian mengajak rekaman, dan melahirkan album Biangala (1989). Sebelumnya Mel sudah bikin album berjudul Gacoan (1986), sayang gaungnya tidak terdengar.
Baru di album Bianglala garapan Jockie Soeryoprayogo, dengan hitsnya Bianglala dan Ulah Tuan dan Nona, nama Mel Shandy langsung mengorbit dideretan lady rockers papan atas, macam Nicky Astria, Anggun C Sasmi, dan Ita Purnamasari. Album ini sekaligus menandai awal perjalanan Mel sebagai lady rockers ke puncak popularitas.
Dalam kiprahnya di musik, penyanyi kelahiran Bandung, 26 September 1971, bernama Melinda Susilarini ini tergolong konsisten menggeluti jalur rock. Selain lantang meneriakan lagu-lagu rock, Mel juga dikenal sebagai qoriah. Dan nama Mel Shandy sempat menjadi satu-satunya lady rockers andalan Logiss Records. Setelah merilis album Komar (1999), namanya kurang banyak lagi terdengar di panggung rock.
Di bawah bendera Logiss Records, Mel sudah melahirkan sejumlah album dan single, yang musiknya ditangani Jockie S, Teddy Sujaya, dan Azis MS. Albumnya antara lain: Bianglala, Nyanyian Badai, Biang Keladi, Ngeri (bersama Metal Boyz), dan Komar (1999). Sedang singlenya,Halusinasi, Takdir, Angin Malam, Nyanyian Janji, Gejolak Hati.
Terima kasih telah membaca artikel tentang Daftar Penyanyi Rock Wanita "Lady Rocker" Indonesia Era 90an di blog T4 Download Lagu jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.